Edit ByKangdansen

Buka

Adsensecamp

Februari 2012

Valentine Days

[ dikutip dari http://captaincook6.multiply.com/ ] — Pernah jalan-jalan di Mal, Toko buku-toko buku, pas bulan Februari ini coba deh kamu jalan-jalan ke mal-mal, toko buku-toko buku, coba perhatikan di sekeliling anda, diatap-atap or langit-langit terpampang gambar warna merah jambu, ada yg berbentuk dua buah hati jambu, kayaknya sih meriah banget…apalagi pas kamu sedang bersama doi, wuih kelihatan romantis tis..tis..tis…(yg ini pasti perasaan kamu).

Memangnya, ada apa dengan bulan Februari sih, kok banyak terpampang gambar hati merah jambu?, Di antara meriahnya warna merah jambu terpampang tulisan besar-besar “Happy Valentine Day”, di TV dan Radio, majalah maupun Koran pun seolah tidak ingin ketinggalan menampilkan iklan Hari Valentine, memanfaatkan isu valentine day dengan menyelenggarakan acara-acara wah, apalagi hal ini juga dimeriahkan dengan remaja putra-putri yang sedang asyik gaul.

Ya itulah…hari valentine, or hari dimana kita berkasih sayang, dulu pas SMP sih saya denger aja apa hari valentine day itu, tapi waktu itu nggak tahu apa sih sebenarnya valentine day, apa lagi ikut merayakannya…

Pemandangan perayaan valentine day agaknya tidak lah telalu asing di Kota kota besar di Indonesia, seperti Jakarta , Bandung , Surabaya , Yogyakarta dll. Dimana Remaja putra dan putri, cewek cowok, walaupun masih SMP kelas I sudah kenal yang namanya budaya setan ini, mereka biasanya menghabiskan perayaan ini dengan mengadakan lomba saling merayu antara lawan jenis, saling memberikan bunga, permen kepada pacarnya, ngadain pesta musik tdk peduli disitu terjadi percampuran pria dan wanita non-mahram, disertai dengan minuman keras, sampek ajang buka-bukaan baju, membuang-buang uang ortunya sekena perutnya, bahkan acara ini dijadikan justifikasi para cowok dan cewek untuk mengekspresikan hawa nafsunya kepada lawan jenis, misalnya mencium pipi, memegang tangan, sampai adegan syetan, nauudzu billahi min dzaliki.

Lucunya perayaan ini pun rupanya tdk dimonopoli oleh anak muda, para bapak-bapak dan Ibu-ibu, tante-tante pun tidak ketinggalan ‘bertaklid’ merayakan budaya sampah ini, seolah-oleh bertameng merayakan hari kasih sayang, mereka menjustifikasi hal ini dengan merayakan bersama-sama dengan lawan jenisnya, saling membagikan bunga, berpesta bahkan mencontoh seperti apa yg dilakukan “anak-anaknya”.

Yang miris yaitu, aktivitas ini telah menjarah remaja islam, remaja yang diwanti-wanti oleh Nabi Muhammad saw, untuk tidak taqlid kepada cara hidup orang kafir. Untuk selalu mengikatkan perilakunya agar merujuk pada islam, menjadikan halal haram sebagai patokan dalam seluruh perbuatannya, malah larut dalam perayaan jahiliah ini dengan meninggalkan akidah islam.

Lalu Mengapa sih remaja islam terprovokasi acara bejat ini?, bagaimana pula asal-usul Valentine day?, dan bagaimana Pandangan Islam terhadap perayaan valentine day, serta sikap yang harus kita ambil seperti apa?, berikut ini jawaban pertanyaan diatas.



Asal-Usul Valentine Day

Valentine Day biasa dirayakan tiap tanggal 14 Februari, Mengapa sampai ada valentine day ? Setidak-tidaknya ada beberapa legenda diantaranya; adalah Kerajaan Romawi, yang dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi. Pada saat itu Kerajaan Romawi sering terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain.

Saat itu banyak orang laki-laki yang enggap bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tdk mau meninggalkan mereka untuk berperang apalagi perang yg memakan berbulan-bulan, bahkan tahunan.

Kaisar yang kejam tersebut mencari jalan dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dlm kesatuan militer, menurut Kaisar prajurit yang bagus itu pemuda yg tidak menikah.

Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang pemuda yg bernama Valentinos atau orang yg bernama Valentine mempertahankan percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar II, bahkan dia melaksanakan perkawinannya dengan sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang perkawinannya tercium juga oleh Sang Kaisar, Seketika itu Ia menangkap dan memenjarakan Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi.

Beberapa ratus tahun kemudian acara Valentine Day berkembang pesat seperti yg kita kenal dewasa ini, pada waktu itu Agama Kristen lagi pesat-pesatnya berkembang di Eropa. Sedangkan legenda yang lain menyatakan bahwa Ketika Valentine dipenjara di Romawi , Ia tertarik dengan seorang gadis dan jatuh cinta kepadanya, gadis yang pernah mengunjunginya selama masa penahananya, dimana gadis itu sendiri saudara dari orang yg memenjarakan Valentine. Diduga Ia menulisi surat kepada gadis tersebut dan menandatanganinya “from your valentine”. Paus Gelasius kemudian mendeklarasikan tanggal 14 Pebruari sebagai Valentine Day sekitar abad 498 M.

Demikianlah beberapa legenda seputar valentine day, namun yang jelas bahwa masih terjadi kesamaran, dan bias seputar valentine day dan legenda versi lain mengatakan bahwa valentine merupakan figur yang simpatik dan romantis dan heroik.

Itulah sedikit tentang asal-usul hari valentine day dimana kemunculannya dari Kerajaan Romawi, kendati berdasarkan ceritanya hanya seorang pemuda yg memberikan surat cinta kepada seorang gadis namun sekarang tradisi merayakan valentine day telah berubah, valentine day dirayakan dengan berbagai kemaksiatan, pelanggaran hukum syara’, dan diisi berbagai aktivitas menghambur-hamburkan uang. Sangat jelas aktivitas yang sangat bertentangan dengan hukum syara’ ini patut dijelaskan kepada umat islam, sehingga mereka memahami keharaman perayaan valentine day ini, meninggalkannya.

Pandangan Islam terhadap Perayaan Valentine Day

Telah dijelaskan diatas mengenai aktivitas para remaja yang ikut-ikutan merayakan valentine day dengan membabi buta, disertai dengan aktivitas campur baur antara lawan jenis, dan perbuatan maksiat lain, lalu bagaimana sebenarnya hukum ikut merayakan valentine itu, berikut akan saya paparkan.

Islam adalah akidah dan syariah, didalamnya mengatur seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun kehidupan yang tidak diatur oleh islam, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum syara’, diharamkan ia melakukan perbuatan tanpa mengetahui status hukumnya, sebagaimana kaedah fikih, mengatakan “al aslu fi al af’al ataqiyudu li al hukmi syar’i yang artinya “Asal (pokok/hukum) perbuatan itu terikat dengan hukum-hukum syara”.

Allah swt berfirman dalam Quran dalam surah An Nisa : 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”

Dalam Surah Al Maidah : 49 Allah berfirman : “dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.

Jelaslah dari ayat-ayat diatas, setiap muslim wajib mengikatkan seluruh perbuatannya dengan apa yang Allah turunkan Al Quran dan As Sunnah, dan dilarang keras kita mengambil hukum selain dari hal tersebut. Tidak dijadikan akidah islam sebagai ikatan pemutus seluruh perbuatan manusia dewasa ini merupakan faktor kenapa banyak remaja sekarang terperosok dalam perbuatan haram, disamping itu ketidakpahaman mereka terhadap hal tersebut, dan budaya ikut-ikutan memainkan peranan ini.

‘Berkasih-sayang’ versi ‘Valentine’an ini, haruslah diketahui terlebih dahulu hukumnya, lalu diputuskan apakah akan dilaksanakan atau ditinggalkan. Dengan melihat dan memahami asal-usul serta fakta pelaksanaan Valentine’s Day, sebenarnya perayaan ini tidak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan corak hidup seorang Muslim.

Tradisi tanpa dasar ini lahir dan berkembang dari segolongan manusia (kaum/bangsa) yang hidup dengan corak yang sangat jauh berbeza dengan corak hidup berdasarkan syariat Islam yang agung. Jika kita fahami nas-nas syara’ dengan lebih mendalam, akan kita dapati aturan yang tegas terhadap masalah ini, antara lain firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban” (QS Al Isra’ : 36)”

Disini sangat jelas Valentine day adalah budaya orang kafir, yang nyata-nyata kita dilarang untuk mengambilnya, dalam hal ini kita dilarang menyerupai budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, yg jelas-jelas bertentangan dengan akidah islam, sementara yang boleh diambil dari semua orang(termasuk kafir) adalah dalam masalah terknologi, budaya yang tdk lahir dari pandangan hidup mereka; seperti bahasa asing, menanam padi yang baik, membuat pesawat terbang, komputer, sepeda motor, mobil dll bahkan kita dituntut untuk mendalami hal ini.

Hali ini diperkuat dengan hadist Rasulullah saw : “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka“(HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).

“Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku (umat Islam)” (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari datuknya).

Maka sangat jelas kita tidak diperbolehkan “tashabuh”, menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir dari pandangan hidupnya, sudah seharusnya kita tinggalkan semua budaya kufur tersebut jauh-jauh.

Aktivitas muda-mudi ketika merayakan valentine juga banyak yg melanggar syara’, mereka melakukan kadang dengan berduaan/khalwat, antara lawan jenis, saling berciuman, berpegangan tangan, kadang dilakukan dengan ramai-ramai campur baur laki dan wanita non mahram, disertai dengan alunan musik, saling merayu. Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil/keperluan syar’i yang menuntut bertemunya keduanya misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah dll.

Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan/akhlak wanita berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung dan jilbab, tidak berdandan berlebihan, dll. Nabi sendiri mengatakan bahwa,”Barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak” (HR. Ahmad).

Sungguh ikut merayakan hari valentine adalah tindakan tercela, dan haram bagi kaum muslimin untuk merayakan, Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir, barat, apalagi kemunculannya berasal dari budaya lokal, maka sudah sepatutnya kaum muslimin meninggalkan hal tersebut.

Menentukan Sikap

Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine berarti meniru adat/budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain islam, seperti valentine day, juga pemahaman hak asasi manusia, demokrasi, dialog antar agama, kapitalisme, sosialisme.

Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah islam karena sudah jelas bahwa islam adalah agama yang sempurna sebagiamna diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al – Maidah : 3, “…….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu……”

Begitu pula Allah swt menyuruh umatnya untuk mengikuti standar halal-haram, menjadikan Muhammad Rasulullah sebagai panutan, mengambila apa yang dicontohkannya dan meninggalkan dari perkara yang dilarangnya, sebagimana firman Allah dalam surah al Hasyr :7 : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.“

Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk pengekoran acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan islam kita tolak dan tinggalkan.

Hendaknyalah kita renungkan perkataan sosiolog Ibnu Khaldun yang menyatakan “Yang kalah cenderung mengekor yang menang, dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk di sini adalah mengikuti adat istiadat mereka ……..”.

Hal itu selaras dengan apa yang telah di sabdakan Nabi : “Tidak akan kiamat sebelum umatku mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta“.

Diantara para sahabat ada yang bertanya “Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani ?”
Rasulullah menjawab “Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. al-Bukhori)

Akhirnya tinggalkan budaya kufur yang mengumbar hawa nafsu kesenangan duniawi itu, budaya menyesatkan yang dijadikan senjata orang-orang kafir untuk mengekspor peradabannya kepada kaum muslimin, sehingga tercapai target yang diinginkan orang-orang kafir yang memang sangat membenci Islam dan umatnya. Orang-orang kafir ini tidak akan segan-segan mengeluarkan umat islam dari akidah yg dipegangnya yakni akidah islam dan selanjutnya mengikuti akidah jahiliah, sekulerisme kapitalisme.

Maka itu wahai saudaraku-saudaraku renungkanlah, Allah swt berfirman dalam surah al Baqarah :120 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”(al Baqarah :120)
Mau Tau Kelanjutannya, Klik Aja Tapi Jangan Lupa Baca Basmallah Yah!!! →Valentine Days

Jangan Salahkan Hujan

Musim penghujan telah tiba. Alhamdulillah, yang lama ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Meski belum merata tapi hujan sudah mulai sering mengguyur beberapa kota. Sayangnya, di antara mereka yang juga menunggu turunnya hujan, setelah datang, bukannya bersyukur malah sebaliknya. Mereka kecewa, kesal dan bahkan ‘berani’ mengumpat hanya karena merasa hujan turun tidak pada waktu yang diinginkannya. Selain beberapa orang yang sedang menggelar hajatan dan pesta, si fulan adalah salah satunya.
“Sebel! Dari semalam hujan nggak berhenti-berhenti. Mana pakai mati lampu segala lagi!” jawab si Fulan ketika Bunda bertanya, mengapa ia belum juga mandi padahal hari sudah semakin siang. Bunda khawatir Fulan terlambat sekolah lagi, seperti tiga hari sebelumnya.
“Sabar, Nak. Bukan hanya kita yang mengalami” jawab Bunda yang masih menyiapkan hidangan sarapan pagi di meja makan.
“Gara-gara hujan, sepedaku bakal kotor lagi. Padahal baru semalam aku cuci. Dan sepatu baruku bakal basah dan kotor juga!” gerutu si Fulan.
“Lho, kok jadi nyalahin hujan? Semestinya kita bersyukur, hujan datang membawa berkah”
“Kalau nggak jadi upacara bendera gara-gara hujan sih boleh disebut berkah. Tapi kalau gara-gara hujan, acara sepedaan bareng teman-teman sore nanti jadi batal, itu sih musibah!”
“Astaghfirulloh! Kamu nda boleh begitu, Anakku. Menyalahkan hujan sama saja kamu menyalahkan Tuhan. Tidak akan turun hujan kalau Allah tidak menghendaki dan mengijinkan. Lagian, hanya gara-gara takut sepeda dan sepatumu kotor, kenapa jadi menyalahkan hujan? Sepeda dan sepatumu kan bisa dicuci lagi. Atau kalau kamu nda mau basah dan kotor, kamu berangkat ke sekolah naik becak, dari rumah pakai sandal jepit dan ganti sepatu setelah sampai di sekolah.” Bunda memberi solusi.
“Tapi kalau hujan terus-terusan begini, acara sepedaan nanti sore bisa gagal. Padahal rencananya sudah matang, tidak boleh batal dan tidak boleh ada yang tidak datang. Itu sudah kesepakatan!”
“Anakku…” Bunda berusaha tetap sabar menghadapi sulungnya yang baru beranjak remaja. Emosinya masih labil. “Apa yang akan terjadi siang sampai sore nanti tidak ada yang tahu, kecuali Allah. Bukan tidak mungkin, walau sekarang hujan masih turun bahkan mendung masih tebal menggantung, kalau Allah berkehendak, bisa saja siang nanti cuacanya cerah dan kamu bisa tetap bersepeda bersama teman-temanmu. Hujan nanti sore belum pasti tapi satu kesalahan sudah pasti kamu lakukan. Menyalahkan hujan, mengingkari nikmat Tuhan. Dan yang kamu tidak boleh lupa, Anakku, kalau berjanji, berencana, jangan lupa ucapkan insya Allah.”
“Ah, insya Allah! Mereka yang mengucap itu biasanya memang tidak niat untuk datang tapi tak berani mengatakan!”
“Tidak , anakku! Insya Allah itu bukan alasan untuk mencari pembenaran ketika janji tak bisa ditepati. Bukan pula kata ganti untuk sebuah penolakan yang tak enak hati untuk dikatakan. Insya Allah itu sebuah pengakuan bahwa diluar kemampuan yang kita miliki ada satu kekuatan yang akan menentukan apakah yang kita rencanakan akan menjadi kenyataan, seperti yang kita inginkan. Sematang apapun rencana kita buat, sekuat apapun ikhtiar kita lakukan, kalau Allah tidak mengijinkan maka tidak akan pernah terjadi dan tercapai apa yang kita inginkan.”
Menyadari kebenaran kata-kata Bunda, Fulan hanya terdiam. Kali ini sedikitpun ia tak membantah.
“Sudah setengah tujuh, mandi dulu, terus nanti kita sarapan bersama-sama. Kalau kamu tidak mandi sekarang, kamu akan kehilangan waktu untuk sarapan pagi, bahkan mungkin juga terlambat masuk sekolah lagi!”
**
Saudaraku, apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan pada diri kita, rencana kita, acara kita, janganlah kemudian menyalahkan hujan. Menyalahkan hujan sama saja menyalahkan Tuhan. Tiada turun hujan kalau Allah tidak mengijinkan.
Jangan marah bila pakaian basah, sudah tahu mendung mengapa tak juga sedia payung. Jangan pula kesal bila rencana yang telah disusun rapi tiba-tiba batal, sudah tahu musim hujan tapi kemungkinan turun hujan tak ikut diperhitungkan. Jangan mengumpat bila pesta hajatan yang digelar tidak semeriah yang dibayangkan, mengira banyak undangan yang tak datang karena turunnya hujan. Ingat, sesungguhnya Allah lah yang membolak-balikan hati manusia, termasuk para tamu undangan. Apakah mereka akan datang atau tidak, bukan semata karena hujan.
Juga, hanya karena khawatir kendaraan menjadi kotor lalu keluarlah kata-kata kotor. Jangan karena malas mencuci lagi, lalu meluncurlah caci maki sepuas hati. Janganlah kufur nikmat. Kemarin, sebelum hujan turun, setiap hari mengeluh kepanasan, minta hujan segera diturunkan. Tapi sekarang, setelah hujan mulai turun, masih saja mengeluh, kedinginan. Sebenarnya apa sih yang diinginkan?
Hujan datang membawa berkah. Meski sebagian orang merasa ‘dirugikan’, janganlah menyalahkan hujan, lalu menyebut hujan sebagai sumber musibah. Allah Mahaadil. Kalaupun saat hujan para penjual es merasa dirugikan, tapi di sisi lain para penjual gorengan dan ojek payung menjadi pihak diuntungkan. Semua ada masanya, ada bagiannya. Hidup itu berputar, bergantian. Kemarin panas, sekarang hujan. Begitu, saling bergantian. Terima, nikmati dan tentu saja syukuri anugerah Allah yang satu ini.
Kalau tak ingin menyiksa diri, jangan mengharap teriknya mentari di saat mendung menggantung. Jangan pula membayangkan segarnya es buah, nikmati saja teh manis atau panasnya kopi. Bukankah di saat turun hujan, secangkir teh atau kopi panas lebih pas dinikmati?
Jika saat ini diluar sedang turun hujan, sementara Anda ingin melakukan kegiatan di luar rumah, apa yang Anda pikirkan? Ingatlah, jangan menyalahkan hujan!

www.abisabila.com


Mau Tau Kelanjutannya, Klik Aja Tapi Jangan Lupa Baca Basmallah Yah!!! →Jangan Salahkan Hujan

Daftar Isi

barisan iklan

syahadat



Tausiyah



Mario Teguh

Music islamic


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Back to Top