Sebenarnya artikel ini sudah lama sekali adanya tepatnya pada tahun 2001, tapi saya yakin masih banyak orang-orang yang belum tahu. Makanya saya ingin menshare tentang artikel ini. Semoga bermanfaat dan kita bisa berhati-hati dalam memilih tontonan mulai sekarang.
eramuslim - Perang terhadap kartun Pokemon semakin marak di sejumlah
negara di Timur Tengah. Di Saudi, Jordania dan Mesir misalnya,
bertebaran berbagai selebaran yang menyerukan umat Islam untuk
mewaspadai produk film kartun Jepang yang kini banyak digemari oleh
kalangan anak-anak tersebut. Tepatnya sejak bulan Maret tahun ini,
Pokemon mendapat serangan keras dari berbagai negara semisal Saudi dan
Emirat Arab. Ulama di kedua negara itu telah mengeluarkan fatwa haram
terhadap Pokemon.
Segala bentuk interaksi dengan permainan yang diciptakan di Jepang pada
1995 dan hak ciptanya dimiliki Nintendo ini di Saudi telah dilarang.
Baik dalam bentuk informasi iklan, jual beli produk berupa gambar yang
biasanya ada pada kaos atau alat sekolah, maupun pemutaran filmnya sudah
tidak ada di Saudi. Kondisi di Saudi juga terjadi di Emirat Arab.
Sementara di Jordania , selebaran anti Pokemon juga tersebar hampir di
seluruh tangan para orang tua. Isinya antara lain menjelaskan sejumlah
arti kata-kata yang digunakan dalam permainan Pokemon. Seperti kata
Pokemon sendiri, menurut selebaran itu berasal dari bahasa Suryaniya,
yang berarti "saya Yahudi". Ada lagi kata Pikachu, yang juga berasal
dari bahasa yang sama, artinya "jadilah Yahudi sejati". Selain itu, ada
beberapa kata dalam permainan ini yang bermakna hinaan terhadap Allah.
Meski setelah dikonfirmasi ke sejumlah pakar bahasa, umumnya mereka
menolak anggapan bahwa kata Pokemon memiliki hubungan dengan bahasa
Suryaniya. Artinya, anggapan yang tercantum dalam selebaran itu sendiri
belum tentu benarnya. Tapi tetap saja sejumlah pemuda dan anak-anak
Jordania telah melakukan aksi pembakaran massal terhadap barang-barang
yang memuat gambar Pokemon. Masalahnya memang bukan hanya terkait dengan
arti-arti yang belum tentu benarnya itu, permainan pokemon ternyata
telah memberi cukup banyak dampak negatif di kalangan anak-anak.
Majalah Time (22 Nopember 1999) dalam cover-storynya menyebutkan
:"POKEMON. For many kids it's now an addiction: cards, video games,
toys, a movie. Is it bad for them?" Poke-mania atau kegilaan akan
pokemon memang telah menghasilkan ketagihan bahkan kecanduan bagi
anak-anak, apakah ini jelek untuk mereka? Dan mengapa hal ini
dipersoalkan? Rupanya yang jelek dan dipersoalkan adalah kenyataan
kandungan ketagihan itu, dan inilah yang akan didiskusikan dalam nomor
makalah ini.
Wabah Pokemon sejak lahirnya sudah berdampak terhadap perilaku dan
kondisi kejiwaan anak-anak. Di Jepang ketika pertama kalinya ditayangkan
sebagai serial TV, serial Pokemon telah menjadi tayangan yang paling
banyak dilihat anak-anak, tetapi dampak yang negatip segera terjadi.
Pada bulan Desember 1997, 700 anak-anak Jepang dilaporkan meng-alami
gejala semacam kesurupan dan pingsan secara serentak dan terpaksa dibawa
ke rumah sakit, ketika menyaksikan tayangan Pokemon di TV, dimana
dipertunjukkan bahwa Pikachu dan kawan-kawannya mendapat serangan bom
dan dalam waktu sejenak kilatan-kilatan listrik yang saling susul
terpancar dari pipi Pikachu ketika Pikachu menyerang balik dengan
halilintar 'thunder bolt'nya!
Rupanya, disamping kilatan-kilatan cahaya itu mata merah pokemon lain
yang berkedip-kedip ikut memberi andil terjadinya gejala mirip kesurupan
di kalangan penonton anak-anak yang rata-rata masih kecil itu. Sebagai
akibatnya, tayangan itu ditutup selama empat bulan selama pemeriksaan
oleh yang berwajib, dan dalam masa itu Nintendo melakukan revisi-revisi
dan penghalusan adegan-adegan keras film Pokemon. Namun, sekalipun sudah
diperbaiki dan akhirnya diizinkan lagi untuk ditayangkan, tidak urung
dampak-dampak lain dialami anak-anak yang menonton serial yang lagi
digandrungi anak-anak itu.
Pokemon sendiri banyak diilhami oleh paham mistik Jepang. Kebanyakan
karakter dalam permainan ini muncul dari kepercayaan tradisional Jepang,
Shinto, Budha, Hindu, kepercayaan-kepercayaan timur lain, serta
filosofi-filosifi New Ages (Zaman Baru). Permainan ini mencerminkan
prajurit Jepang masa lalu yang hidup dalam kekerasan. Ini direproduksi
dalam perjuangan pokemon menundukkan para pokemon lain lewat kekuatan
fisik dan kekerasan.
Tiap pokemon memiliki ciri khas atau tipe tersendiri mewakili energinya.
Saat ini ada 7 jenis pokemon, yaitu rumput/tanah, api, air, kilat,
cenayang/gaib, berkelahi, dan bening/tak berwarna. Sejumlah 150 pokemon
memakai kekerasan untuk mengalahkan pokemon yang lain. Bentuk-bentuk
kekerasan ini antara lain adalah dengan menggigit/menggerogoti, menebas,
menendang, semburan api, getaran gempa, sengatan listrik, racun,
semburan cenayang/gaib, pelumpuhan/membuat cacat, dan sebagainya.
Disinilah ide bisnis pokemon berkembang, karena dalam setiap set kartu
pokemon tentu tidak semuanya memuat pokemon yang dicari sehingga untuk
mengkoleksi lengkap 150 pokemon yang berbeda harus dibeli banyak set
kartu. Apalagi, motivasi bisnis para pengusaha menyebabkan banyak kartu
yang berisi pokemon populer hanya dicetak sedikit, ditimbun lalu dijual
mahal. Untuk Base Set 2, disediakan 130 kartu baru yang tentu dibuat
lebih menantang dari Base Set 1 yang sudah menjadi best-seller
dimana-mana.
Majalah Newsweek (1 Maret 1999) melaporkan kesaksian seorang ibu bernama
Aura Thompson menghadapi anaknya Spencer yang berumur 8 tahun. Ia biasa
membangunkan anaknya sebelum jam sekolah, tetapi ini agak sulit ketika
demam Pokemon datang, sebab sekarang Spencer bangun jam 6.25 pagi untuk
menonton acara 30 menit Pokemon di TV dan bila ramai mengulangnya di
siaran lain pada jam 7.00. Sepulang sekolah, Spencer langsung bermain
'video-game' dan sekarang ia mulai kecanduan kartu-kartu pokemon.
Shota Yonekura seorang remaja sekolah dasar berumur 13 tahun dalam kurun
waktu tiga setengah tahun sudah memainkan video-game pokemon selama 1000
jam dan 500 jam bermain kartu pokemon. Shota memiliki 500 kartu seharga
0 atau sebesar delapan juta rupiah. Bayangkan untuk memperoleh seri
pokemon lengkap sebanyak 150 buah Shota menghabiskan uang membeli sampai
500 kartu pokemon, karena tidak semua set kartu berisi kartu yang
dicari. Majalah Time juga mencatat bahwa di New Jersey sekelompok
orang-tua menuntut penjual kartu ke pengadilan karena mereka berusaha
menimbun kartu-kartu sehingga kosong dipasaran dan anak-anak harus
membeli set kartu yang lebih banyak.
Yang ditakutkan orang tua lainnya adalah obsesi anak-anak untuk membeli
sebanyak mungkin kartu-kartu pokemon karena mereka menganggap bahwa
dengan memiliki makin banyak kartu mereka akan makin kuat dan berkuasa
atas lawan karena itu terkenallah slogan 'gotta catch'em all' (mereka
semua harus ditangkap).
Kata-kata dalam lagu yang dinyanyikan di setiap akhir acara televisi
mendorong anak-anak untuk tidak pernah melupakan kekuatan yang ada di
dalam kartu-kartu pokemon. Perintah juga ada di setiap kartu pokemon:
"Bawalah pokemon bersamamu, maka kamu akan tetap siap untuk apa saja! Di
tanganmu ada kekuatan, maka pakailah itu!" Tentu saja anak-anak
menempatkan perintah-perintah ini dalam hatinya dan secara fisik juga
nyata dengan membawa kartu-kartu pokemon ke mana saja mereka pergi.
Sudah banyak di temui anak-anak membawa kartu-kartu ini saat ke sekolah
maupun ke tempat-tempat lain. Anak-anak terdorong untuk melekat kepada
kekuatan supranatural daripada kekuatan dari Tuhan. Dikatakan juga bahwa
semakin banyak kartu yang dibawa akan semakin besar kekuatan yang
diperoleh. Tidak bisa tidak kita bisa simpulkan bahwa pokemon telah
menjadi idola dalam hidup mereka, menjadi lebih penting daripada Tuhan.
Penggunaan kartu-kartu pokemon sangat berpotensi membuka peluang bagi
kuasa kegelapan menekan anak-anak, setidaknya, lewat aktivitas-aktivitas
berikut :
1. Keterikatan, sadar maupun tak sadar, kepada hal-hal gaib yang ada di
dalam rekaman-rekaman, kaset, buku, gambar, alat-alat, permainan, dan
sebagainya
2. Mencari atau memberi perhatian besar kepada kekuatan gaib dan
pernyataan gaib
3. Kekaguman kepada kekuatan gaib, pernyataan gaib, dan hal-hal mistik
secara umum
4. Menghindarkan diri kenyataan, lebih mengandalkan khayalan
5. Tertarik dan terpesona kepada kekerasan, terutama kekerasan yang
melawan hukum
6. Meditasi dan hal-hal lain selain mengenal Tuhan dengan benar
7. Pemujaan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan penyembahan mistik
Pokemon juga mengajarkan konsep dan filosofi yang bertentangan dengan
nilai-nilai Islam. Misalnya kekerasan untuk memperoleh kekuasaan,
evolusi (perubahan wujud makhluk hidup), konsep new age atau
reingkarnasi dan kekuatan mistik, pemakaian barang gaib untuk memperoleh
kekuatan yang melebihi musuh dan sebagainya. Bagaimana para pakar
pendidikan dan tokoh agama di Indonesia? Menunggu dampak negatif dahulu?
(na/iol)
Subject: Bahaya Pokemon . . .?!
Date: Wed, 18 Apr 2001 21:33:09 +0700
From: "A. Ichsan Hambali" <encup@...>
To: <sabili@yahoogroups.com>
Sebenarnya, beberapa bulan yang lalu, saya dapat info dari seorang
saudara saya yang masih kristen tentang larangan untuk melihat,
menonton, memiliki mainan atau gambar 'pokemon'. Katanya beberapa kasus
'ganjil' terjadi di Jepang terhadap beberapa anak-anak kecil. Apabila
sudah terlanjur, jangan biarkan anak-anak kita terus menyukainya.
(Subhan)
Kata seorang kawan di Jakarta, untuk lebih lengkapnya bacalah majalah
panji terbaru mengenai bahaya pokemon (sebagai cover story) karena sudah
difatwakan haram oleh kerajaan saudi arabia dan para ulamanya.
Saya dapat pesan ini kiriman dari teman saya yang berbahasa Melayu.
Assalamualaikum...........
Ada satu perkara yang ana ingin berbagi dengan kalian.
ana tak pasti selembaran ni dah sampai ke ikhwah semua.
Semasa menghadiri kelas dr Bahjat di salah sebuah masjid di mafraq, ana
diberikan satu kertas yang menjelaskan tentang bahaya pokemon. Antara
kandungan kertas itu ialah beberapa makna binatang2 yang ada dalam
cerita katun tersebut. Perkataan2 itu adalah dalam bahasa siryani
(lughah siryaniiyah).
contohnya:
POKEMON - saya yahudi
CHARMANDER - ALLAH itu lemah...(SUBHANALLAH!)
PIKACHU - jadilah seorang yahudi..
dan beberapa lagi nama binatang2 dalam cita pokemon yang membawa makna
yang kufur dan jahat. Bagi ana, kalau sekadar cita kartun pokemon ini
dicipta oleh yahudi, itu boleh diterima. sebab tak semestinya kita
menolak semua yang dicipta oleh orang kafir. tapi kali ini terbukti
bahwa yahudi ada niat yang amat buruk tersembunyi di sebalik nama2
pokemon. Maka ana menyeru semua ikhwah supaya menyebarkan maklumat ini
dan bermula dengan diri sendiri dengan memulaukan (menjauhkan) kartun
ini.
Thanks and Regards,
source : Sabili Mailing list/eramoslem
Assalamualaikum.
BalasHapussaya org islam berasal dari Brunei.
saya peminat Nintendo setia.
saya pernah membaca article sama seperti ini dulu dan telah membuat saya berhenti meminati pokemon slama hampir 2 tahun.
lepas itu saya sambung main semula kerana.. well saya maseh kanak2
sekarang saya peminat Nintendo sejati dan saya sangat tahu tentang game2 nya termasuk pokemon. saya pun teringat tentang artikel dulu yg serupa dengan ini. saya pun mengkaji semula.
ternyata semua ini adalah tidak benar. the guy who wrote the fake news ruined my childhood.
salah satu bukti bahawa 'bahaya pokemon' itu tdak benar ialah:
POKEMON- nama ini is based on the japanese version of the game iaitu 'Pocket Monster' dalam bahasa inggeris di shortform kan jadi Poke+mon. i dont see any jews relate in this situation.
Charmander pula.. hmm jika dpikir dgn logic mengapa ia dpanggil charmander? jenis makhluk ddalam game ini adalah sejenis Salamander. mengapa pula dibawa nama Allah?
mengapa pula game ini ciptaan yahudi sedangkn pencipta asli nya adalah orang jepun.
ingatlah bahawa sesiapa yg menyebarkan hal2 palsu tentang islam, mereka akan... akan.. saya pun tak pasti tapi yg penting itu adalah berdosa!
satu lagi. pokemon is one of the most awesome game in the world! not even lies can destroy this game! im not gonna quit playing!
Agree
HapusSaya setuju
HapusSaya setuju
HapusAssalamualaikum.
BalasHapussaya org islam berasal dari Brunei.
saya peminat Nintendo setia.
saya pernah membaca article sama seperti ini dulu dan telah membuat saya berhenti meminati pokemon slama hampir 2 tahun.
lepas itu saya sambung main semula kerana.. well saya maseh kanak2
sekarang saya peminat Nintendo sejati dan saya sangat tahu tentang game2 nya termasuk pokemon. saya pun teringat tentang artikel dulu yg serupa dengan ini. saya pun mengkaji semula.
ternyata semua ini adalah tidak benar. the guy who wrote the fake news ruined my childhood.
salah satu bukti bahawa 'bahaya pokemon' itu tdak benar ialah:
POKEMON- nama ini is based on the japanese version of the game iaitu 'Pocket Monster' dalam bahasa inggeris di shortform kan jadi Poke+mon. i dont see any jews relate in this situation.
Charmander pula.. hmm jika dpikir dgn logic mengapa ia dpanggil charmander? jenis makhluk ddalam game ini adalah sejenis Salamander. mengapa pula dibawa nama Allah?
mengapa pula game ini ciptaan yahudi sedangkn pencipta asli nya adalah orang jepun.
ingatlah bahawa sesiapa yg menyebarkan hal2 palsu tentang islam, mereka akan... akan.. saya pun tak pasti tapi yg penting itu adalah berdosa!
satu lagi. pokemon is one of the most awesome game in the world! not even lies can destroy this game! im not gonna quit playing!
btul juga
BalasHapusTaik
BalasHapusyg sesat itu bukan pokemon
tapi yg nulis artikel ini
asli sesat nyebar finah gak jelas
mungkin nintendo tidak tahu tentang artinya?
BalasHapusim offended by this blog.
screw you , i hate you.