Edit ByKangdansen

Buka

Adsensecamp

RAHASIA AIR DALAM AL QURAN

Dalam uraian ini kita akan mengetahui bahwa sebenarnya Al Qur’an telah menjelaskan kepada kita tentang berbagai jenis air dengan sangat cermat. Al Qur’an juga mengelompokkan air berdasarkan kadar kejernihannya. Al Qu’an menyebut al-ma’al al-muqthir (air hujan) dengan al-ma’al al-thahur (air yang membersihkan). Ia juga menyebut air tawar yang biasa kita minum dar sungai dan sumur dengan al-ma’al alfurat, sedangkan air laut yang mengandung kadar garam tinggi disebut dengan al-ma’ al-ujaj . berdasarkan fakta ilmiah, terdapat perbedaan yang sangat jelas diantara jenis-jenis air tersebut. Ternyata dalam setetes air terdapat sangat banyak sekali unsur air. Jadi, berapakah banyaknya unsure yang terdapat di dalam larutan? Pembahasan Al Quran tentang Al-ma’ Al-muqhtir (Air Hujan) “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,” (QS Al Furqan [25]: 48). Setelah merenungakan ayat ini dengan seksama, kita akan mengetahui bahwa Al Quran menjelaskan dengan rinci, apa yang disebut oleh para ilmuwan dengan air hujan. Para ilmuwan menemukan bahwa air yang kita minum mengandung banyak materi dan kehidupan. Segelas air yang kita kira jernih ternyata di dalamnya terdapat multi kehidupan yang sangat kecil, seperti bakteri, virus, zat-zat kimia, seperti besi tembaga, alumunium, sodium, magnesium, kalsium, juga zat-zat lainnya, seperti karbon, debu, dan lain-lain. Zat-zat inilah yang terdapat di dalam air yang kita sebut sebagai air murni. Para ilmuwan juga menemukan bahwa air bisa dijernihkan atau disuling. Penjernihan itu dilakukan dengan memanaskan air hingga mencapai 100 derajat Celcius. Kemudian, uap-uap air mendidih tersebut bekumpul membentuk gumpalan dan berubahmenjadi dingin, hingga menghasilkan tetesan-tetsan air dengan kadar kejernihan yang tinngi. Para ilmuwan juga mengatakan bahwa tetesan-tetesan air hasil penyulingan yang paling baik didunia adalah air hujan, sebelum jatuh ke bumi dan tercemar oleh kotoran-kotoran yang ada di udara karena pada saat ini banyak sekali terjadi pencemaran. Saat air hujan turun ke bumi, air hujan secara otomatis membersihikan udara,karena kemampuannya menghisp material-material, menyerap gas sulfur serta zat-zat tambang lainnya, seperti timah beracun. Itulah sebabnya air hijan yang telah jatuh ke bumi terasa asm. Sebagaimana yang kita ketahui, air hujan dimasa dulu sangatlah jernih dikarenakan karena pada saat itu udara belum tercemar seperti sekarang. Air hujan turun ke bumi dengan menyerap banyak debu, material padat, dan proses yang cukup rumit. Disela proses itu hujan tercampur dengan zat-zat kimia dan garam-garam yang mengandung material padat, sehinggga mengubah rasanya menjadi sedikit asin. Oleh karena itu, air hujan teras kurang nikmat untuk diminum. Berbeda dengan air yang kita dapatkan dari mata air, rasanya segar dan nikmat untuk kita minum. Para ilmuwan menjelaskan bahwa air hujan adalah tetesan-tetesan air hasil penyulingan yang dibuat oleh Allah Swt atau disebut al-ma’ al-muqthir. Air jenis ini menjadi pembersih dan pembasmi kotoran terbaik, yang juga mampu mensterilkan bumi yang tercemar. Mahabesar Allah Swt atas segala firman-Nya yang disampaikan dalam Al-Quran bahwa air yang turun dari langit adalh air yang amat bersih. Keterangan ini benar-benar terbukti secara ilmiah. Allah Swt berfirman nsebagai berikut: “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,” (QS Al Furqan [25]: 48). Sifat-sifat Air Hujan Kami akan menjelaskan beberapa spesifikasi air hijan. Air hujan dapat diibaratkan dengan seratus persen air hasil filtrasi atau penyulingan. Air ini merupakan hasil penguapan air laut yang menggumpal membentuk awan mendung, sehingga kemudian turunlah hujan. Oleh karena itu, air hujan adalah air yang amat jernih sekali. Air hujan bisa mengangkat segala kotoran yang terdapat pada kulit tubuh manusia, jauh lebih baik daripada air biasa. Ini membuat air hujan mampu membasmi kuman penyakit, bahkan ia amat bersiah dan baik digunakan dalm kedokteran. Air ini steril dari berbagai macam virus dan bakteri. Ia pun memiliki kemampuan khusus dalam menghisap zat-zat kimia,gas, debu yang bertebaran, atau segala zat yang ditemuinya, dalm kadar tinggi. Oleh karena itu, air hujan disebut juga sebagai salah satu un\sur yang mampu membersihkan udara. Setelah mengetahui karakter air hujan ini, kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa sesungguhnya segala yang diuraikan iatas, terkumpul dalam satu kata. Kata nilah yang telah menjelaskan hakikat air hujan alm firman Allah Swt sebagai berikut: “Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,” (QS Al Furqan [25]: 48). Kata thahara berarti menghilangkan berbagai macam kotoran dan najis, juga membersihkan, sebagaimana disebutkan dalam kamus Al-Muhtih. Al- ma’ Al-furat Di samping sifat-sifat air diatas, sifat air lainnya akan dijelaskan oleh para ilmuwan kepada kita, yaitu bahwa air hujan bisa memperbarui organ-orga dialm tubuh dengan kemampuan yang lebih baik dari pada air biasa. Ilmuwan dalam biang sumber energi memastikan bahwa air hujan memiliki sumber energi yang besar. Ini menjadi timbal balik positif bagi keaaan tubuh manusia. Allah Swt telah menyebutkan bahwa air sungai, air yang tersimpan di dalam bumi, dan air yang kita minum sebagai al-ma’al-furat, atau air yang segar dan nikmat untuk di minum. Sama halnya ketika Allah Swt menamai air laut dengan al-ma’ al-ujaj untuk menunjukkan kadar garam yang tinggi, juga ketika menyebut air huja dengan al-ma’ al-thahur. Dengan demikian, Al Quran menjadi ktab suci pertama yang memberi klasifikasi ilmiah berbaga macam air. Tidaklah asing bagi kta untuk menapatkan penjelasan dari Al Quran mengenai sifat-sifat ar secara jelas. Allah Swt berfirman sebagai berikut: ”(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS Al Anfal [8]:11) Ayat ini mejelaskan mengenai air hujan seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt “hujan dari langit” dan menjelaskan kepada kita mengenai sifatnya yang mampu membersihkan dalam firman-Nya “untuk menyucikan kalian”. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita mengenai sumber energi di dalam air, dan pengaruhnya terhadap ketahanan an kekuatan manusia untuk mengokohkan kedua kakinya saat menghadapi musuh. Dengan kata lain, ayat ini juga membahas sumber energi dari air yang menjadikan manusia mampu menghadapi musuh dengan segala kekuatannya. Itu terdapat dalam firman-Nya “memperteguh telapak kaki kalian”. Di samping itu, kita juga mendapatan bahwa Al Quran telah membeakan kata thahuran dan kata furatan. Allah Swt berfirman sebagai berikut: “Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?” (QS Al-Mursalat [77]:27) Air yang kita minum dari berbagai sungai, mata air, dan sumur adalah air tawar yang nikmat rasanya, karena terdiri dari sejumlah zat-zat kimia, seperti besi yang menjadi air air terasa manis. Ini sesuai dengan kata furat. Adapun kata al-ma’ al-furat dalam bahasa Arab berarti aur yantg nkmat rasanya, sebagaimana terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab. Air yang turun dari langit adalah air hasil penyulingan yang memiliki kemampuan membasmi bakteri dan virus, membersihkan kotorann tidak memiliki rasa! Oleh sebab itulah, Kalam Ilahi menyebutan dengan kata thahurah. Ketika air hujan turun dari langit, keadaannya sangat jernih. Lalu, ia bercampur dengan zat-zat tambang dan garam-garam dibumi, sehingga menjadi furat atau air tawar. Al Quran menyebut air sungai dengan menggunakan kata furatan, bukan thahuran, karena air sungai adalah air tawar yang terdiri dari zat-zat tambang cair di dalamnya. Allah Swt berfirman sebagai berikut: ”Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS Faathir [35]:12) Al-Ma’ Al-Ujaj Allah Swt berfirman sebagai berikut: ”Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.” (QS Faathir [35]:12) Ayat diatas membuat kita tertegun dan bertanya, “Mengapa Allah Swt menjelaskan kepada kita dua macam air tersebut dengan dua sifat: adzb (tawar), furatun, dan milh (asin) ujaj. Sebagaimana kita ketahui bahwa air sungai memiliki rasa tawar, lalu mengapa Allah Swt menghubungkannya dengan dengan kata sifat kedua furat? Begitu juga air laut (asin), mengapa Allah menghubungkan dengan sifat kedua, yaitu ujaj dan dalam waktu bersamaan Allah menyifati air hujan dengan satu sifat saja, yaitu thahuran atau air yang amat bersih? Jadi, apakah ini hanya sebataqs pengulangan kata dalam Al Quran, atau salah satu dari keistimewaan Al Quran itu sendiri? Para ilmuwan yang meneliti tentang air menemukan bahwa ketika mereka berinteraksi dengan air, maka tidak akan cukup hanya membahas air dengan hanya masalah rasa tawar atau asin saja. Seluruh air yang kita lihat ci muka bumi ini baik di sungai, danau, maupun air sumur, semuanya mengandung garam dengan jumlah hampir tidak terasa sama sekali. Akan tetapi, Allah Swt tetap mengakui keberadaannya dan Dialah yang menciptakannnya. Oleh karena itu, Al Quran menjelaskan air tawar tersebut dengan sifat furat, atau air yang nkmat rasanya, disebabkan oleh cairnya sebagian zat-zat tambang dan gas-gas di dalamnya. Semua ini memberikan rasa segar pada air, sebagaimana yang kita rasakan. Sebaliknya telah ditemukan bahwa sifat milh atau asin tidak cukup untuk menyifati air laut secara detail. Oleh sebab itu, Allah menghubungkannya dengan kedua, yaitu ujaj atau melebihi batas. Kata ini berasal dari verba ta’ajjaja (melampaui dan melebihi), sebagaimana yang disebutkan dalam kamus-kamus bahasa Arab. Akan tetapi, apakah air hujan cukup dijelaskan dengan satu sifat saja, yaitu thahuran? Jawabannya, “ya”. Sebab, air hujan sebagaimana kita ketahui adalah air yang jernih dan tidak memiliki rasa atau bau. Oleh karena itu, air hujan cukup memiliki satu sifat saja. Air laut adalah al-ma’ al-ujaj – dalam bahasa Arab kata kerja ajjaja berarti melebihi batas. Inilah yang kita dapatkan dari air laut, yang terdiri dari kadr garam tinggi dan berlebihan (pahit). Allah Swt menyifati air laut dengan milh ujaj. Karena milh atau asin saja tidak cukup untuk menyifati air laut. Sebenarnya, air tawar juga mengandung sejumlah kadar garam (rasa asin), tetapi kita tidak merasakannya. Dengan kata lain, kadar garamnya hanya sedikit sekali. Bukti Keistimewaan Al Quran Salah satu bukti bahwa Al Quran memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kitab lainnya dalam hal air, adalah penggunaan kata thahuran sebagai air yang turun dari langit, karena tersebut adalah air yang jernih. Para ilmuwan menyebutnya sebagai air hasil penyulingan atau filtrasi dari langit. Air itu mengandung zat-zatyang dapat membersihkan. Adapun kata furat sama sekali tidak pernah digunakan oleh Allah Swt untuk istilah air hujan. Kata ini digunakan untuk air yang kita minum, karena air sungai tidakkalah jernih dan murni seratus persen, tetapi didalmnya terdapat kandungan garam dan zat-zat cair yang memberi kita rasa nikmat. Jika memperhatikan lagi pembahasaan Al Quran mengenai air laut, kita akan mendapatkan penggunaan istilah ujaj untuk menunjukkan kadar keasinan yang tinggi didalm air laut. Al Quran tidak hanya memberi sifat asin pada air laut, atau – dengan kata lain – Allah Swt menyebut “(air laut ini) asin”, tetapi Allah Swt berfirman, “(air laut ini asin) asin lagi pahit.” Sebab, dari segi ilmiah, jika kita katakan ini adalah air yang mengandung garam, maka tidak berarti apapu, karena seluruh air di muka bumi mengandung garam dengan kadar tertentu. Oleh karena itu, kita harus menjelaskan kadar garam di dalam jenis-jenis air. Inilah yang telah dijelaskan Alquran. Di samping itu, ada satu hal lagi yang perlu kita perhatikan bahwa Alquran adalah kitab pertama yang menjelaskan mengenai kemampuan air hujan dalam membersikan segala hal. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sifat ini dalam Alquran tidak pernah digunakan kecuali untuk air hujan. Dalam buku apapun, belum ditemukan perbedaan antara al-ma’ al-adzbu, al-ma’ al-thahur, dan al-ma’ al-furat. Namun, Al Quran membedakan tiap-tiap jenis air dan menggunakn kata yang sangat tepat untuk menyebutkan setiap jenis air tesebut. Mahasuci Allah yang telah menyempurnakan setiap huruf, kata, dan ayat dalam kitab-Nya. Pertanyaan yang perlu kita lontarkan kepada orang-orang yang ragu akan keistimewaan dan mukjizat Al Quran adalah: jika Al Quran adalah hasil karya manusia, apakah pada masa itu mereka mampu membedakan kata-kata yang telah kita bahas tadi? Jadi, dapat kita katakan bahwa sesungguhnya Al Quran telah membahas berbagai sifat dan ciri-ciri air, jauh sebelum ditemukan oleh para ilmuwan Fisika setelah berabad-abad lamanya. Sesungguhnya Al Quran adalah kitab suci pertama yang membedakan jenis air. Bukankah ini adalah sebuah dalil (petunjuk) nyata bahwasanya Al Quran memang bersumber dari Allah Swt?

Comments
0 Comments

Leave reply

Saling berbagi itu indah, tapi jangan sampai melampaui batas.

Daftar Isi

barisan iklan

syahadat



Tausiyah



Mario Teguh

Music islamic


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Back to Top