Kota
Gaza (AFP/ANTARA) - Lima-puluh organisasi internasional dan badan PBB
hari Kamis mendesak Israel mencabut blokade atas Jalur Gaza, yang
pertama kali diberlakukan pada Juni 2006 dan diperketat setahun
kemudian.
"Selama lebih dari lima tahun, lebih dari 1,6 juta orang terkena
blokade tersebut, dalam pelanggaran atas hukum internasional. Lebih dari
separuh dari jumlah ini adalah anak-anak," kata kelompok-kelompok itu
dalam sebuah pernyataan, yang ditandatangani oleh Oxfam, Amnesty
International, Medecins du Monde, Save the Children, UNICEF, WHO dan
yang lain. "Pemerintah Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat karena blokade Gaza," kata pernyataan itu, yang disampaikan bertepatan waktunya dengan peringatan tahun kelima pengetatan blokade tersebut.
"Kami mendesak blokade itu dicabut," kata Maxwell Gaylard, koordinator kemanusiaan untuk wilayah Palestina, kepada wartawan di Gaza, dengan mendesak diakhirinya "hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza.
Filippo Grandi, komisaris umum UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, menambahkan, "Yang diperlukan Gaza adalah pembangunan nyata, namun karena blokade itu, kami harus memusatkan perhatian pada pekerjaan kemanusiaan, itu membuang-buang uang."
"Blokade tersebut juga kontra-produktif karena tidak menciptakan keamanan yang dimaksudkan," tambahnya.
Data Oxfam yang diajukan bersama pernyataan itu menunjukkan bahwa sejak 2007, "hampir 30 persen bisnis Gaza tutup dan 15 persen lagi memberhentikan pegawai mereka".
Menurut data itu, 80 persen warga Gaza bergantung pada bantuan.
Israel pertama kali memberlakukan blokade itu pada Juni 2006 setelah gerilyawan Palestina menculik salah seorang prajuritnya, Gilad Shalit, yang akhirnya dibebaskan pada Oktober lalu untuk ditukar dengan 1.027 tahanan Palestina.
Blokade itu diperketat pada Juni 2007 setelah pejuang Hamas menguasai Jalur Gaza sesudah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Israel juga menggempur habis-habisan Jalur Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009 dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.(ar)