TEMPO.CO, Bandung
-Misteri air mata kristal Tina Agustina, gadis asal Sumedang, Jawa
Barat, terkuak sudah. Tim dokter dari Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung,
menyatakan air mata kristal tersebut terbukti palsu.
Salah
seorang tim dokter, Hikmat Wangsaatmadja, mengatakan secara medis gadis
berusia 19 tahun itu tidak menderita kelainan atau matanya normal.
Selain itu pada saat pemeriksaan tidak ditemukan benda apa pun di dalam
mata. "Ini bukan masalah medis," ujar Hikmat di ruangannya, Selasa, 5
Juni 2012.Hasil uji di Laboratorium Geologi menyatakan air mata kristal itu palsu. Kesimpulannya, batuan itu bukan hasil produksi tubuh manusia, melainkan bahan sintetik yang telah diproses seperti perhiasan imitasi.
Menurut Hikmat, ada tiga butir batuan air mata kristal Tina yang diperiksa. Ukurannya berkisar 1-2 milimeter berwarna biru dan tembus pandang. Peneliti Laboratorium Geologi menyebutkan bentuk kristal polihedral tidak teratur dan tidak memiliki bidang berpasangan, sehingga bukan benda yang terbentuk alami.
Hikmat menyarankan agar Tina menghentikan segera praktek tersebut. Sebab dikhawatirkan menimbulkan luka dan infeksi pada mata. "Sebaiknya jangan dilakukan lagi," ujar dia.
Seorang dokter mata menyebutkan, trik Tina bisa dilakukan dengan mudah asal berani. Caranya dengan memasukkan untuk menyimpan benda kristal ukuran kecil itu ke atas bola mata di atas ujung alis. Selanjutnya, batu itu akan turun sendiri ke bawah lalu keluar lewat kelopak mata bagian bawah.
Sebelumnya, menurut pengakuan Tina, juga beberapa saksi mata seperti Camat Cisarua, Sumedang, Tono Suhartono, air mata Tina berbentuk kristal. Keluarnya dari kelopak mata kiri dan kanan bawah. Tono bahkan mencatat, sejak September 2011 dan 23 Mei 2012 sudah keluar lebih dari 161 batu kristal. "Ini seperti mukjizat," katanya kepada Tempo saat mengantar Tina ke RS Mata Cicendo sepekan lalu.
ANWAR SISWADI